Tak Kenal Maka Tak Sayang


Mengingat-ingat kenangan masa SD dulu, saya ingat pasti kalau dulu SD ditanya “kamu mau jadi apa?” saya spontan jawab “dokter!”. Ya, rasanya pertanyaan dan jawaban itu sudah terekam di otak saya sejak dulu. Tanpa tahu yang sebenarnya apa itu dokter, bagaimana belajarnya, apa yang akan dihadapi di kenyataannya. Rasanya hal itu sudah terekam saja di kepala. Baru setelah mulai beranjak dewasa ini saya baru sadar, “kenapa ya saya ingin jadi dokter dulu?” lucu saja kalau dipikir. Well, ternyata tuhan memang berkehendak lain ya terhadap jalan saya. Hampir saja jawaban semasa kecil itu menjadi kenyataan (tapi saya cancel) eh ternyata saya berbelok ke dunia pangan. Wow! yakin deh, sampai zaman sekarang pun anak kecil ngga ada tuh yang pingin jadi “seseorang di dunia pangan”. Sebenarnya sampai umur saya 19.5 tahun pun saya belum sadar betul kenapa sih Allah memberi jalan ini pada saya, jalan di dunia pangan. Sampai akhirnya (yang menjadi awal) saya mulai mengerti pentingnya pangan untuk masyarakat, bagaimana potensinya, dan ternyata semua hal tersebut adalah WOW! sungguh mengagetkan. Saya membayangkan, tidak banyak orang di INDONESIA ini khususnya yang concern terhadap apa yang dimakannya, bagaimana kondisi makanan yang beredar di depan muka mereka, bagaimana jaminan sehat dari makanan-makanan yang seliweran aja itu depan mata mereka. Dan sekali lagi WOW terima kasih Ya Allah sudah menunjukkan pada saya betapa pentingnya makanan itu.
Seorang professor yang mengagumkan yang kebetulan saya sangat beruntung menjadi mahasiswi yang diajarnya selalu mengingatkan pada saya dan teman-teman di sela-sela kuliahnya “Sudah berapa xenobiotik yang kalian konsumsi hari ini?”. Beneran deh, kata-kata ini nancep banget di pikiran saya. Tau ngga? Gara-gara pertanyaan tersebut, saya selalu berpikir kalau makan, yah ingat sayang organ tubuh, sayang umur, sayang keluarga, sayang cita-cita. Hmm.. masih tidak nyambung ya? Well begini, xenobiotik itu sebenarnya zat-zat yang terdapat dalam makanan kalian yang bila dia termakan dia mungkin saja bisa tercerna atau tidak tercerna di dalam tubuh kita, nah.. kalau tidak tercerna ini yang buat kita was was. Xenobiotik yang tidak tercerna ini bisa saja menyebabkan/memicu tumbuhnya kanker di tubuh. Wah.. parah kan?! Makanya ituu.. saya jadi kepikiran terus, mau makan ini itu jadi berpikir, tidak hanya lap lep lap lep makan aja. Terus ya, another kuliah.. di salah satu slide ada quotes menarik sekali bagi saya  “LET YOUR FOOD BE YOUR MEDICINE”. Setuju ga? Kalau saya sih, baru dewasa ini sadar+mengerti dan setuju banget! Begini, cara paling mudah dan murah untuk mencegah kamu terhindar dari penyakit adalah apa coba? Olahraga dan makan makanan bergizi kan?. Sudah beberapa bulan ini saya mencoba prinsip let your food be your medicine ini baru terasa loh efeknya, yang biasanya saya sakit sebulan sekali (maklum stress tekanan kuliah), sekarang jadi lupa sakit (sedikit berlebihan tapi ya memang benar). Kuliah lain lagi nih ya, namanya kuliah mikrobiologi pangan. Dengan dengar nama mata kuliahnya saja mungkin kalian sudah bisa membayangkan kan saya belajar apa? Yap! Mikroba! Sekali lagi, pelajaran ini sukses buat saya mual dengan jajanan pasar/pinggiran. Bukannya saya sok bersih ya, tapi itu kesadaran loh! Sadar dengan hal-hal yang bisa merugikan kamu di kemudian hari (kalau pas sekarang zaman muda mah ya belum kerasa, kecuali kalau tifus! Baru efeknya langsung kerasa). Bayangin ya, saya di lab, uji makanan, liat mikrobanya, dan mencium bau yang dihasilkan mikroba, bener-bener deh itu yang paling membuat saya ilfeel sama mikroba! (saya memang tipe orang yang ga tahan sama bau busuk/terlalu menyengat), nah dengan uji-uji itu wajar dong saya jadi tau mikroba di makanan ini itu, bentuknya, warnanya, baunya apalagi dan sukses lah keilfeel-an ini membuat saya jadi berpikir berapa kali untuk makan di pinggiran. Malah lebih baik lagi ya tidak usah makan di luar deh, di rumah aja. Lebih hemat pula kan?!
Dari hal-hal yang saya pelajari ini, saya baru sadar. Dunia itu luas, jangan mau kalah, pikiran kamu jangan itu itu saja, open your mind. Banyak kesempatan di dunia terutama Indonesia yang masih butuh disentuh oleh tenaga-tenaga expert di bidangnya. Intinya, enjoy saja terhadap apa yang Allah gariskan untuk kamu. Jangan langsung berpikir “ah malesin deh!” jangan! Jalani dulu, berusaha, kenali apa yang kamu hadapi itu. Banyak orang bilang “Tak kenal maka tak sayang”. Ya benar itu, kenali dulu dunia barumu itu, baru nanti rasa sayang akan terbentuk kok. Jangan putus harapan, jangan menyerah, berusaha! Yakin, kelak kamu akan merasakan hal baik apa yang akan kamu dapat setelah itu. (saya pun yakin, walaupun untuk sekarang ini saya belum mencapai apa yang saya tujukan, tapi saya tetap percaya dan akan terus berusaha!). semangaaat! :D
0 komentar